5 Cara Menghasilkan Uang dari Writerpreneur
![]() |
Writerpreneur | Freepik |
Berkesempatan mengikuti oprek Komunitas ODOP adalah salah satu hal yang saya syukuri. Tidak hanya support system dari sesama penulis, tapi juga materi daging yang disampaikan oleh pemateri keren. Kemarin malam ada materi yang membuat saya langsung melek meskipun sedang menahan kantuk berat, bisa tebak semenarik apa materinya?
Kak Sabrina Lasama membawakan materi yang berkaitan dengan cuan, siapa coba yang tidak berbinar? Penulis fiksi yang karyanya sudah bertebaran di media cetak maupun daring ini membawakan materi menarik tentang writerpreneur. Kita biasa mengenal istilah enterpreneur atau wirausaha, tapi ini kok writerpreneur? Apa perbedaan antara keduanya?
Apa Itu Writerpreneur?
Istilah writerpreneur pasti sudah tak asing bagi mereka yang menggeluti dunia kepenulisan. Writerpreneur merupakan gabungan dua kata, yaitu writer yang berarti penulis dan enterpreneur yang berarti wirausaha. Sehingga writerpreneur adalah kegiatan usaha yang menjadikan profesi menulis sebagai sumber penghasilan.
Jika seorang wirausaha memasarkan produk berupa barang atau jasa, maka penulis juga memasarkan produk berupa karya-karya mereka. Karya ini seperti buku solo, cerita di surat kabar atau platform, artikel di media, hingga kelas kepenulisan. Lantas apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi seorang writerpreneur?
Cara Memulai Karier Sebagai Writerpreneur
Kak Sabrina membagikan beberapa cara jika ingin memulai karier sebagai writerpreneur, di antaranya:
1. Tentukan Bidang yang Diminati
Mencari tahu bidang yang diminati sangat penting dilakukan sebelum menjadi writerpreneur, karena pasti akan lebih enjoy jika saat melakukannya. Apakah kamu cenderung menulis fiksi atau non fiksi? Keduanya pun nantinya akan terbagi menjadi beberapa cabang.
Tulisan fiksi misalnya novel, cerpen, puisi, prosa, dan lain sebagainya. Sedangkan jika lebih tertarik menulis artikel, esai, resensi, karya ilmiah, berarti dominan ke tulisan non-fiksi. Bagaimana jika tertarik menulis keduanya? Dalam kelas kemarin, Kak Sabrina mengatakan jika baru memulai disarankan untuk memilih salah satu dulu agar lebih fokus. Tetapi jika kamu bisa menjalani keduanya secara bersamaan, maka itu lebih baik lagi.
2. Tentukan Media untuk Mengunggah Karya
Jika seorang pedagang memasarkan dagangannya melalui toko, pasar, atau kios, maka seorang writerpreneur juga demikian. Ia harus menentukan terlebih dahulu akan mengunggah karyanya lewat media apa, sehingga segmentasi pembaca juga jelas.
Seorang penulis cerita romance dengan pembaca kalangan remaja atau young adult, maka bisa menggunakan platform seperti Wattpad. Atau jika suka menulis opini, maka media seperti surat kabar bisa menjadi pilihan. Jadi, media yang dipilih juga tergantung pada jenis bidang yang diminati dan segmentasi pembaca.
3. Bangun Personal Branding
Untuk membentuk kepercayaan audiens, kita perlu membangun personal branding. Ibarat megafon, personal branding menceritakan karya kita agar bisa sampai kepada audiens yang lebih besar. Jadi, personal branding adalah membangun reputasi dengan memamerkan karya dan skill yang dimiliki, jika seorang writerpreneur maka yang ditunjukkan adalah karya tulisnya.
4. Menambah Relasi Sesama Penulis
Setelah menentukan bidang dan media untuk mengunggah karya, juga membangun branding sebagai penulis, langkah selanjutnya adalah menambah relasi. Relasi ini bisa dengan bergabung komunitas menulis yang mana bisa membuka lebih banyak peluang baru.
Selain mendapat dukungan dari sesama penulis, nantinya kamu juga bisa mendapat informasi seputar projek tulisan, lomba menulis, update terkini terkait bidang yang digeluti, hingga menambah ilmu dan wawasan baru.
5. Terus Asah Skill Menulis
Hal yang tak kalah penting adalah terus mengasah kemampuan menulis, gali apa yang menjadi kelebihanmu dan perdalam hingga menjadi ahli. Cari tahu apa yang menjadi pembeda dengan jutaan penulis lainnya, pasti ada hal spesifik yang kamu miliki sehingga membuatmu memiliki ciri khas tersendiri.
Cara Menghasilkan Uang dari Writerpreneur
Banyak jalan menuju Roma, sepertinya pepatah ini sesuai denganmu yang ingin memulai karir sebagai writerpreneur. Ada banyak peluang yang bisa kamu ambil, dari yang pemula hingga yang sudah punya jam terbang tinggi. Hanya satu syaratnya, mau berproses. Sebab menjadi writerpreneur tidaklah mudah, dibutuhkan niat, tekad, dan konsistensi.
Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk menghasilkan uang dari menulis:
1. Kirim Tulisan Ke Media
Cara pertama adalah mengirim tulisan ke media cetak yang berhonor, seperti Jawa Pos, Kompas, Tempo.co, dan lain-lain. Honor yang diberikan cukup besar untuk satu tulisan terbit, tapi hal itu juga sebanding dengan tingkat kesulitan untuk tembus dapur redaksi. Selain itu, kamu juga bisa mengirim tulisan ke media digital, antara lain IDN Times, mojok.co, yoursay.id, basabasi.co, dan banyak lagi.
Tentukan target saat mengirim karya, misalnya sebulan sekali harus mengirim tulisan ke media baik yang berhonor maupun tidak. Tak masalah mengirim ke media yang tidak berhonor, selain bisa dijadikan portofolio juga bisa melatih konsistensi menulis.
2. Ikut Lomba Menulis Berhadiah Uang
Saat ini banyak sekali lomba menulis yang bertebaran di sosial media, ada yang berhadiah uang tunai, voucher buku, atau bahkan ada yang meminta pemenang untuk membeli hadiahnya. Poin terakhir perlu kamu hindari, biasanya mereka akan menawarkan penerbitan buku gratis. Namun, buntutnya di akhir perlombaan peserta diwajibkan untuk membeli satu atau dua eksemplar. Karenanya perlu cermat dalam memilih kompetisi yang akan diikuti.
3. Upload Tulisan di Platform Berbayar
Beberapa tahun terakhir, platform menulis menjadi media yang banyak digunakan untuk branding karya. Melalui platform tersebut, seorang penulis juga bisa membangun basis pembaca yang akan mempermudah pemasaran karya.
Beberapa platform yang banyak digunakan adalah wattpad, dreame, cabaca, Fizzo Novel, dan banyak platform lainnya. Biasanya penulis akan mendapat uang dari pembaca yang membayar bab terkunci. Ada juga yang karyanya dibayar di awal kontrak. Masing-masing platform punya kebijakannya sendiri-sendiri, pilih yang paling sesuai denganmu.
4. Membuka Jasa Penulisan (Freelance Writer)
Selain beberapa cara di atas, kamu juga bisa membuka jasa penulisan, seperti artikel populer dan ilmiah, cerpen, proofreading, hingga novel. Ada beberapa web yang menyediakan lowongan penulis lepas, seperti fastwork, Projects.co, fiverr, Glints, dan lain sebagainya. Besaran honor yang ditawarkan tergantung kesepakatan dengan klien.
5. Menerbitkan Buku Secara Indie
Jika kamu sudah memiliki basis pembaca di platform tertentu, maka menerbitkan buku secara indie bisa menjadi pilihan. Sulitnya menembus penerbit mayor seringkali menjadi alasan beberapa penulis memilih penerbit indie. Namun, cermatlah dalam memilih penerbit indie yang akan menjadi rumah bagi karyamu.
Bedanya dengan penerbit mayor, jika menerbitkan secara indie maka penulis harus effort dalam memasarkan karya. Inilah gunanya basis pembaca tadi, jika kamu sudah memiliki pasar sendiri maka menjual buku karyamu bukanlah hal yang sulit.
Demikianlah cara menghasilkan uang dari writerpreneur. Memang sulit dan butuh effort lebih, tapi bukan berarti tidak mungkin. Jika terus konsisten, maka percayalah tulisanmu akan menemukan pembacanya sendiri.
Wah perlu dcoba nih upload karya d platform berbayar...terimakasih tipsny kk
Biarin disebut belagu juga, ya, hajar terus membangun personal branding sebagai penulis. Nanti juga pada diam kalau kita bisa menunjukan prestasi.
Banyak ya, peluang dapat uang dari kegiatan menulis. Semoga nanti aku juga bisa sampai di tahap itu. Hehehe
Lengkap. Mantap. Tinggal belajar dan berlatih terus untuk menjadi tulisan yang layak dijual dan diadu
Mantul tulisannya, Kak. Kalau aku pribadi sejauh ini pernah menjajal lomba menulis dan penulis lepas, Kak. Alhamdulillah lumayan sih memang...
kalo lomba menulis artikel aku belum pernah sih, tapi kalau penulis lepas cukup lah buat nambah uang jajanš¤