Mengapa Masih Ngeblog di Era Gempuran Sosial Media?

sumber: canva

Apakah menjadi blogger masih relevan hingga sekarang? Meskipun masa kejayaan blog sudah berlalu dan beberapa mulai beralih ke sosial media, tetapi bagi saya blog tetap menjadi rumah paling nyaman untuk menulis. Area personal di mana kita bisa dengan bebas menuangkan segala isi kepala. Selayaknya rumah yang bisa kita atur desainnya, blog juga bisa diatur sesuai tampilan yang kita inginkan. Menentukan tone warna, membuat menu navigasi, hingga menambahkan elemen lain yang membuat tampilan blog semakin menarik.

Perkenalan saya dengan dunia blogging bermula di tahun 2017 ketika duduk di bangku SMP. Saat itu ngeblog sedang tren di kalangan siswa sehingga saya pun tertarik untuk membuatnya. Saya kira ribet, ternyata dalam hitungan menit blog sudah jadi. Saya mulai rajin mengisi blog dengan artikel yang topiknya beragam alias gado-gado, pernah saking semangatnya saya begadang semalaman untuk menulis artikel.

Salah satu blogger yang menginspirasi saya adalah Mas Sugeng, pemilik blog sugeng.id yang kini juga berprofesi sebagai web designer. Ia kerap membagikan tips blogging pada kontennya dan selalu dibanjiri komentar, bahkan hingga ribuan komentar. Salah satu yang memantik semangat ngeblog saya kala itu adalah salah satu postingannya yang membagikan penghasilan yang ia peroleh dari blogging. Saya rasa siapa pun akan tergiur jika tahu blog bisa menghasilkan cuan.

Namun, ternyata mengelola blog tidak semudah itu, perlu konsistensi dalam menulis artikel. Seperti penyakit kebanyakan blogger pemula, semangat saya hanya bertahan di awal-awal saja. Makin lama makin tak terurus sampai saya lupa sandinya dan kini tidak tahu kabar blog pertama itu. 

Setelah beberapa kali berganti blog, akhirnya beberapa waktu yang lalu saya kembali menemukan kembali feel menulis. Saat ide membuat blog baru muncul, saya langsung sat-set membuat logo untuk heading, mencari template yang SEO friendly (meskipun gratisan), hingga memutar otak untuk mencari nama yang pas. Akhirnya terlintas dalam pikiran saya nama blog yang kalian baca sekarang, bookla.id.

Mengapa bookla.id?

Nama bookla.id saya pilih karena awalnya saya berniat membuat niche book blog. Memiliki blog yang membahas sastra dan kepenulisan adalah cita-cita saya saat awal ngeblog dan sekarang alhamdulillah terpenuhi. Namun, setelah berjalan beberapa waktu, topik artikelnya jadi beragam. Kadang review buku, self improvement, rekomendasi film, bahkan curhatan. 

Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa saya sudah pede menyematkan domain .id padahal di link url masih memakai bawaan blogger. Ya salah satu tujuan jangka panjang saya adalah membeli domain .id untuk blog ini, karena terinspirasi dari Mas Sugeng yang juga menggunakan domain serupa untuk blognya. Tapi sebenarnya karena terdengar pas saja sih kalau memakai domain itu.

Pertanyaan lain yang mungkin muncul adalah mengapa masih memilih blog sebagai media menulis setelah sekian lama vakum. Ya karena nyaman saja, juga beberapa alasan lain seperti berikut ini.

The Big Why Of ‘Ngeblog’

Perlu waktu lama untuk menemukan alasan mengapa saya masih bertahan menulis di blog. Berikut beberapa hal yang saya temukan setelah perenungan panjang (agak lebay, sih):

1. Merasa Lebih Percaya Diri

Tidak banyak yang bisa saya banggakan selain tulisan yang cukup enak dibaca. Sehingga jika ditanya mengapa saya masih menulis, karena yang saya rasa mampu untuk dilakukan adalah menulis. Daripada sibuk membandingkan diri dengan pencapaian orang lain kan mending fokus dengan apa yang kita bisa. Dengan begitu kita akan berkembang dan tidak jalan di tempat yang membuat semakin minder.

2. Menuangkan Isi Kepala

Saya sering kewalahan menghadapi isi kepala yang kompleks ini, selain mikir cara mudah dapat duit kadang juga sering gabut mikirin negara. Apa nggak repot tuh? Karenanya menulis adalah salah satu sarana mengurai keruwetan pikiran saya. Dengan menuliskan hal-hal yang membuat resah misalnya, saya bisa lebih tenang dan bisa mengambil keputusan dengan kepala dingin.

3. Menebar Kebermanfaatan

Khairunnaas anfauhum linnaas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Nah, saya melihat peluang menebar kebermanfaatan lewat menulis, tentunya dengan menulis hal-hal positif. Kalau kata Uzumaki Naruto, menulis adalah jalan ninjaku.

Karena segala hal yang kita tulis nantinya akan dimintai pertanggungjawaban, maka jika menemukan ada yang keliru dengan tulisan saya, dengan berbesar hati saya menerima kritik dari kalian.

4. Menyalurkan Hobi

Kata orang Jawa, kalau sudah tresno apapun akan dilakukan. Begitulah kalau sudah hobi, mau writer block sekalipun juga tetap bakal menulis lagi. Bahkan kalau sudah beberapa lama tidak menulis rasanya seperti ada yang hilang, apakah kalian juga demikian? Bagi saya, menulis juga selingan agar tidak stress menjalani kuliah matematika. Siapa coba yang betah berkutat dengan angka, sesekali memang harus bermain kata agar tidak jenuh.

Bagaimana Rencana Blog Kedepannya?

Menghasilkan cuan dari tulisan adalah impian semua orang, saya tidak menafikan hal itu. Tapi untuk bisa sampai di sana, rasanya masih jauh. Saya masih perlu melatih konsistensi menulis, memperbaiki tampilan blog, membeli domain, dan lain sebagainya. Mengikuti oprec komunitas ODOP adalah salah satu list saya untuk membantu melatih konsistensi menulis dan membangun relasi dengan sesama blogger.

Selain itu, saya juga ingin belajar membuat artikel SEO untuk meningkatkan trafik pengunjung. Jika kualitas artikel dan trafik pengunjung naik, rencana selanjutnya mungkin membeli domain. Setelah artikel sudah bagus, ada pengunjung, punya domain, tampilan ciamik, siapa tahu saya bisa memonetisasi blog ini ‘kan?

Tapi kembali lagi, yang paling utama adalah enjoy the process. Apapun langkah yang saya ambil nantinya, semoga saya tetap menikmati proses menulisnya. Hasil akhirnya bagaimana kita serahkan saja pada Yang Maha Kuasa.

Sekian tulisan saya tentang “big why menulis dan rencana beberapa tahun ke depan”. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang membaca dan bisa menjadi reminder bagi saya sendiri saat semangat menulis lagi turun.


Next Post Previous Post
5 Comments
  • Riwaloka
    Riwaloka 9 Juni 2024 pukul 20.46

    waaah niche nya bacaan buku yaa, pasti penulisnya banyak referinsi bacaannya nihh eheheh

  • Monica Rasmona
    Monica Rasmona 9 Juni 2024 pukul 23.05

    Kak, saya juga bercita-cita memiliki book blog. Namun, saya tidak sampai menyematkannya di nama domain blog. Blog saya masih campur-campur. Sempat terpikir untuk bikin blog lagi khusus buku, tetapi yang ada saja belum bener ngurusnya. Apalagi kalau nambah. :')

  • hallobia
    hallobia 9 Juni 2024 pukul 23.09

    Impianku banget punya book blog. Cumaa belum ada waku untuk mengelolanya. Seru lohhh punya book blog itu. Pengalaman membaca tentu jadi banyak

  • Alfia D. Masyitoh
    Alfia D. Masyitoh 9 Juni 2024 pukul 23.53

    Aku punya impian bikin niche khusus buku. Tapi masih mikir2 kak, nanti aku sanggup ngerawat gak ya. Punya satu aja kadang udah engap2 ngasuhnya huhu. Semangat ngeblognya kak, semoga sukses ya!!

  • seratanuswa
    seratanuswa 10 Juni 2024 pukul 05.01

    Aku baru banget nge blog Kak. Sebelumnya bikin konten tulisan di media sosial. Emang kelebihan blog tuh gak ada batasan karakter. Pemilihan font nya juga banyak dan gak ribet.

Add Comment
comment url