5 Tips Survive di Kelas Matematika, Siapkan Mental Baja
Mathematics – freepik |
Sudah menjadi stereotipe di masyarakat bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Utamanya kalangan siswa, sepakat menganggap matematika sebagai momok mematikan saat ujian tiba. Terdengar lebay, tapi bagi saya tidak, sebab pengalaman 12 tahun menyatakan demikian.
Seolah tak cukup bertemu matematika di bangku sekolah, saya justru mengambil jurusan ini saat kuliah. Atas dasar apa? Entah, yang terpikirkan saat itu hanya matematika. Dan apa yang saya pelajari di sekolah nyatanya jauh berbeda dengan perkuliahan. Jika dulu kita diminta menyelesaikan suatu persoalan dengan rumus, maka saat kuliah kita akan diminta membuktikan dari mana rumus tersebut dihasilkan.
Sebelumnya saya sudah mencari informasi, katanya di jurusan matematika murni lebih menonjolkan logika daripada hitung-hitungan. Oke saya setuju, logika memang penting untung mengasah berpikir kritis. Tapi saat perkuliahan dimulai, saya agak terkejut (red: tercengang). Neutron di otak saya tampaknya belum saling terhubung, sehingga penjelasan dosen seolah terdengar seperti dongeng pengantar tidur. Ya, masuk kuping kanan keluar kuping kiri, tidak ada yang menetap di memori.
Sebagai bentuk ikhtiar, saya paksakan untuk mencatat meskipun belum ada yang saya pahami. Toh, nanti bisa diulang. Tapi yang terjadi pada pertemuan selanjutnya tetap sama, saya tak kunjung mengerti. Saya mulai sering mengalami cemas saat mata kuliah berlangsung. Kelas pagi dengan mata kuliah sulit, belum sarapan, dan dosen yang mencecar dengan pertanyaan. Rasanya saya ingin menghilang saat itu juga.
Sampai mata kuliah selesai di akhir semester pun tampaknya belum ada peningkatan. Bisa ditebak nilai saya C untuk mata kuliah ini. Tapi saya sedikit lega, karena akhirnya tidak bertemu dengan dosen ini di semester baru.
Kebahagiaan ini tidak berlangsung lama, saya kembali disergap kecemasan saat harus bertemu dosen yang sama di semester 4. Mindset saya sejak awal adalah apapun yang diajarkan dosen ini sulit dan saya tidak akan bisa memahaminya. Dengan pemikiran tersebut, saya menjalani awal perkuliahan dengan deg-degan, takut ditanya, dan cemas kalau hasil pekerjaan saya dibahas di kelas.
Saya coba survey ke teman-teman lain, ternyata beberapa teman juga mengalami hal yang sama. Artinya, kemungkinan saya tidak sendiri dan mahasiswa lain juga punya ketakutan yang sama. Tapi apakah hal ini harus berlangsung terus menerus? Saya mencoba mencari jalan keluar, agar minimal saya merasa pede dan tidak takut saat mata kuliah berlangsung.
Berdasarkan pengalaman ini, saya mau berbagi tips bagaimana caranya survive untuk mata kuliah yang sulit seperti matematika (ditambah dosen killer).
Tips Survive di Kelas Matematika
sumber: freepik |
Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba saat menemui mata kuliah yang sulit dan dosen tegas (red: killer).
1. Hindari Mindset Bahwa Matkul Ini Sulit
Jika sejak awal kita sudah menganggap suatu mata kuliah itu sulit, maka pikiran kita akan merespon bahwa kita tidak bisa menyelesaikan apapun persoalannya. Meskipun sebenarnya mudah, tapi dalam alam bawah sadar kita sudah tertanam kalau itu sulit.
Jadi, sebaiknya hindari berpikir seperti itu. Anggap saja kita yang belum paham, bukan mata kuliahnya yang sulit. Sehingga jika lebih sering belajar, maka perlahan akan memahami materinya.
2. Usahakan Mempelajari Materi yang Akan Dibahas
Saat sekolah kita seringkali disuapi pelajaran oleh guru, beliau menjelaskan di depan dan kita mendengarkan. Tapi di perkuliahan berbeda, saat di kelas dosen berperan sebagai pendamping, artinya beliau akan kroscek materi yang telah kita pelajari sebelumnya. Jadi, jika sebelum kelas tidak belajar, kita akan kebingungan karena ketinggalan pembahasan.
Tetapi jika sebelum kelas sudah mempelajari silabus, maka kita bisa mengikuti alur pembelajaran dengan lebih mudah.
3. Diskusi dengan Teman
Ini sangat membantu jika kita mengalami kesulitan pada salah satu matkul. Berdiskusi dengan teman bisa memberi sudut pandang baru tentang suatu persoalan. Dengan berdiskusi pula, masalah yang awalnya sulit bisa terpecahkan sebab ada banyak kepala yang memikirkan.
Berbeda jika belajar sendiri, biasanya kita akan mudah stuck karena tidak ada teman untuk bertukar pikiran.
4. Berani Bertanya Di Kelas
Jujur ini adalah hal yang sangat jarang saya lakukan di kelas matematika, saya seringkali pasif. Seseorang bisa bertanya karena sudah belajar, sehingga kemungkinan dia menemui kesulitan dalam memahami materi. Sementara jika belajar saja tidak, bagaimana bisa menemukan pertanyaan?
Inilah kesalahan saya sejak awal, karena takut jadi tidak belajar dan tidak ada bahan yang mau ditanyakan. Tapi akhirnya, beberapa waktu lalu saya berani bertanya di kelas setelah sebelumnya mencoba memahami materi. Mungkin tampak sepele, tapi bagi saya, berani bertanya adalah pencapaian tersendiri. Sebab artinya saya mulai bisa mengatasi ketakutan terhadap matkul tertentu.
5. Pasrah dan Perbanyak Berdoa
Terakhir dan yang paling utama setelah semua upaya dilakukan adalah pasrah. Berdoa saja semoga lulus mata kuliah tersebut (dan tidak bertemu dosen yang sama di semester selanjutnya). Perbanyak berbuat baik misalnya, semoga dengan perbuatan baik bisa memberikan kemudahan dalam perkuliahan kita.
Pada akhirnya, dosen dan mata kuliah sulit adalah sesuatu yang di luar kendali kita. Kita hanya bisa mengupayakan sesuatu yang berada di dalam kendali kita, seperti beberapa tips yang saya bagikan sebelumnya.
Semoga bermanfaat, terimakasih sudah membaca. Saya harap kalian bisa survive jika mengalami hal serupa.
Wah iya nih, pas kuliah matkul kalkulus...perlu diskusi antar teman dan juga sering mengerjakan latihan soal...
betul banget kak, kalkulus emang perlu effort lebih sih
jadi keingan lagu zaman dulu yang liriknya "matematika ilmu yang menyenangkan" xixixixi
hihihi, jadi pake nada nih bacanya
Matematika, sahabat senasibnya fisika, kimia, dan biologi. ;-)